Lombok Utara, bukadikit.co– Menjadi ikon kuliner Kabupaten Lombok Utara, kelezatan sate ikan tanjung sudah dikenal hingga ke segala penjuru. Baik pengunjung domestik maupun mancanegara, mengakui bahwa ikon kuliner tradisional Lombok Utara ini cukup menggoyang lidah. Teranyar, kuliner yang biasa dijumpai di sepanjang tepi jalan Tanjung ini diproduksi secara kemasan dan dapat bertahan selama dua belas hari.
Inovasi baru sate ikan Tanjung tersebut dilakukan oleh salah satu pelaku UMKM yakni UMKM Bunda Semat yang berada di Dusun Kandang Kaoq, Desa Tanjung.
Ketua UMKM Bunda Semat Dwi Ayu Pratini mengatakan, ide menjual Sate Ikan Tanjung dalam bentuk kemasan merupakan ide yang ditawarkan oleh rumah produksi. Kelebihan menjual sate ikan tanjung dalam bentuk kemasan per pack tidak hanya dapat bertahan lebih lama, namun kelezatan yang ditawarkan pun tetap sama karena tidak mengandung bahan pengawet.
“Karena metodenya sebelum dikemas ini, kan divakum kemudian dipresto selama 15 menit. Vakum kedap udara, bias membuang bakteri,” ujarnya.
Pihaknya pun mengatakan produk sate ikan tanjung bisa bertahan selama 6 bulan jika menggunakan metode autoclave, namun dikarenakan keterbatasan modal dan alat, pihaknya hanya mampu memproduksi sate tanjung kemasan yang bertahan selama 12 hari.
“Kemarin kita minjam alat di Sate Rembiga, kalau pakai autoclave itu bisa bertahan selama 6 bulan, tapi itu rasanya udah berbeda. Sudah hambar dan rasa satenya sama rasa seperti ikan bakar. Bukan khas Lombok utara. Sate ikan tanjung kan khasnya itu di pastanya, di balutannya itu” jelasnya.
Wanita yang membuat sate ikan tanjung kemasan ini pun mengaku kesulitan memasarkan produk sate kemasan. Terutama jika dititipkan di outlet-outlet produk UMKM. “ Ya karena harus ada ijin edar, kemudian kalau nanti dititip di outlet takutnya kadaluwarsa. Makanya harus ada alat autoclave,” ujarnya.
Kendati demikian, ia pun mengakui bahwa produk sate ikan tanjung kemasan ini snagat cocok untuk dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan. Karena kelezatan sate ikan tanjung dalam kemasan dapat bertahan selama belasan hari.
“Ya minimal beli sehari sebelum kepulangan, dan harus pesan dulu karena kita produksinya tidak banyak. Sehari hanya 60 pieces, isi 8 biji” jelasnya.
Ia pun berharap agar Pemerintah Daerah KLU untuk membuat rumah produksi bagi seluruh pedagang kaki lima, baik itu pedagang sate ikan tanjung maupun pedagang bakso dan lainnya yang menjual produk vacuum. “Harapannya semoga pemerintah membuat rumah produksi, itu harapan semua para pelaku UMKM” harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Lombok Utara H.DJohan Sjamsu SH mengatakan pihaknya siap mendampingi dan menyukseskan pemasaran produk lokal UMKM KLU. Dikatakan pihaknya akan membuat rumah produksi unttuk para pelaku UMKM. “Ya kita dukung, para UMKM membuat inovasi untuk memajukan produk lokal” pungkasnya.